Pages

Kamis, 30 Desember 2010

apa itu cinta...????????

love is cinta
sebenarnya cinta memang indah tapi pada dasarnya cinta jauh lebih menyakitkan kita . saat ia datang ia memberikan kita kedamaian,namun semakin lama ia semakin menyakitkan hati. bila ia memberikan harapan maka harapan itu akan menjadi duri yang mampu merobek dan merusak kehidupa kita sampai akhirnya kita menyesal karenanya. tapi sebagai anussia biasa kita tak bisa menolak kehadiran cinta karena cinta adalah salah satu anugrah terindah yang diberikan oleh Allah kepada kita. hanya saja ada begitu banyak jenis cnta,satu cinta yuang aku bisa percaya untu saat ini yaitu cinta Allah SWT,Rasulullah SAW,dan orang tua kepada kita. jika itu tak ada mungkin kita pun tak ada.

sebelumnya aku pernah merasakan cinta yang lain, namun ternyata cinta syang seperti itu tak dapat kita percayai. aku benci pada cinta yang seperti itu . jika cinta yang ada di dunia ini hanya itu saja maka aku akan menghilangkan rasa cinta yang aku milikai namun apakah aku akan mampu untuk melakukannya tanpa anda rasa sakit sedikitpun.aku harap aku bisa karenasejujurnya hanya akan membuat luka yang pernah terasa semakin sakit lagi.

biar saja aku terus seperti ini , aku lebih suka diriku yang sekarang dari pada aku harus merubah diriku hanya karena cinta. biarkan hanya satu cinta yang diam didalam hati,,,,,,,,
semuanya aku harap aku bisa menemukan hasil yang enyenangkan jika aku mengenang cinta yang sebenarnya dan luka yang kurasakan akan hilang untuk selamanya,,,,aku engharapkannya

Kamis, 02 Desember 2010

Menanti Tarif Super Murah Melalui Interkoneksi Berbasis IP Tag : Menanti, Tarif, Super, Murah, Melalui, Interkoneksi, Berbasis, Ip


BERITA - internet-web.infogue.com - Per April lalu, pemerintah telah memberlakukan implementasi perhitungan biaya interkoneksi yang baru. Dari perhitungan menggunakan data tahun 2005, biaya interkoneksi menjadi lebih murah, terutama untuk layanan telepon bergerak dan layanan pesan singkat (SMS).

Meski sudah turun, nampaknya itu belum seberapa. Diprediksi, saat jaringan akan berbasis protokol internet (IP), tarif interkoneksi yang berdampak pada tarif pungut ke masyarakat, akan jauh lebih terjangkau dan murah lagi. Mengapa?

Seperti diketahui, saat ini ada dua teknologi utama yang begitu menentukan di era masyarakat informasi, yaitu sistem bergerak tanpa kabel (wireless cellular system) dan internet. Dengan melihat kebutuhan akan layanan-layanan baru, peningkatan bandwidth, serta kebutuhan konektivitas di mana-mana, yang secara terus-menerus meningkat, hal itu mendorong kebutuhan sistem telekomunikasi bergerak masa depan (next generation mobile system) yang akan berbasis pada IP.

Peran penting dari IP pada sistem next generation mobile adalah sistem akan efisien dan biaya yang efektif overlay network untuk menjalankan aplikasi dan layanan saat ini dan ke depan. IP diasumsikan sebagai perekat untuk menyediakan konektivitas global, mobilitas di jaringan dan platform umum untuk pemberian layanan melalui beragam jaringan akses yang berbeda.

Tercatat ada sejumlah faktor pendorong dan dampak dari pengimplementasian jaringan berbasis IP. Yaitu, pertama, penghematan biaya untuk investasi dan operasional. Hal itu terjadi karena operator jaringan hanya butuh memiliki dan me-manage satu jaringan. Kedua, kecenderungan bahwa jaringan backbone masa depan, untuk voice dan data, akan berbasis IP. Dengan jaringan berbasis IP, maka hal itu memungkinkan penggunaan jaringan yang efisien dan perpindahan yang halus antarjaringan.

Ketiga, IP multimedia dapat mendukung teknologi akses yang berbeda-beda dan terjadinya konvergensi telepon tetap (fixed) dan telepon bergerak (mobile). Keempat, peningkatan kapasitas yang dapat dilakukan secara cepat dan murah. Dan kelima, layanan yang kian beragam karena voice/multimedia dapat terintegrasikan dengan layanan lain.

Sementara itu, infrastruktur IP dapat dikarakteristikan melalui tiga cara pandang, yaitu, aspek transport dimana semua trafik akan dikirimkan melalui IP, kemudian aspek layanan (service) dimana jaringan IP akan menyediakan platform layanan yang memungkinkan makin mudah dan cepatnya pembuatan dan penyediaan layanan. Multimedia melalui IP akan didukung dengan protokol SIP, dan aspek terminal dimana terminal akan berbasis IP, dengan kemampuan SIP/VoIP.

Masalah Interkoneksi

Untuk mengimplementasikan perubahan yang dimaksud, karakteristik-karakteristik tersebut perlu diperhatikan untuk melihat perubahan arsitektur jaringan dan pengimplementasian jaringan berbasis IP. Dan salah satu isu itu adalah interkoneksi. Interkoneksi - keterhubungan antarjaringan telekomunikasi secara fisik dan logika dari penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda - mempunyai peran strategis dalam kompetisi di industri telekomunikasi. Satu kalimat yang bisa dijadikan pegangan betapa pentingnya interkoneksi adalah: tak ada kompetisi tanpa interkoneksi.

Di Indonesia, UU No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi pada Pasal 25 menegaskan bahwa setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi berhak mendapatkan interkoneksi dari penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya. Selain hak, setiap penyelenggara telekomunikasi juga berkewajiban menyediakan interkoneksi apabila diminta oleh penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya, sehingga hubungan komunikasi antaroperator dapat terjadi.

Dalam perjalanannya, persoalan interkoneksi begitu sering menghadapi kendala. Persoalan yang banyak mengemuka adalah masalah kepastian serta transparansi penyediaan dan pelayanan interkoneksi antarpenyelenggara telekomunikasi. Untuk itulah kemudian dikeluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 8/2006 tentang Interkoneksi.

Beberapa pokok pikiran Permen No.8/2006 dinya interkoneksi harus menjunjung prinsip-prinsip seperti transparansi, nondiskriminasi dan penyediaan interkoneksi dari yang berbasis pendapatan ke interkoneksi berbasis biaya yang dihitung berdasar elemen jaringan yang digunakan.

Perubahan jaringan masa depan menuntut adanya model interkoneksi baru. Jaringan dan trafik berbasis IP dipastikan berpengaruh terhadap pengaturan interkoneksi. Regulasi harus memberikan jaminan terhadap perlakukan non-diskriminatif. Sedangkan pendefinisian parameter interkoneksi dalam lingkungan multi-service, any-to-any, bukan sekadar jaringan ke jaringan lagi.

Soal kapan interkoneksi berbasis IP akan diterapkan, dalam Peta Jalan (Road Map) Konvergensi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, direncakan pada 2011 interkoneksi yang tadinya berdasar waktu dan jaringan dengan metode berbasis biaya akan berubah ke basis IP.

Apakah nantinya perhitungan biaya akan tetap menggunakan cost based, atau kembali ke revenue sharing atau konsep lainnya, masih perlu dipelajari secara seksama. Namun, kecenderungan dibanyak negara adalah bill and keep, semacam prinsip sender keep all untuk interkoneksi SMS. Hanya saja, sistem ini banyak dikembangkan untuk industri telekomunikasi dengan trafik yang seimbang. Sementara di sini, terjadi time gap dan subscriber gap operator incumbent dan new entrant.

Apa itu web 2.0

Web 2.0 adalah sebuah kata kunci, dalam dirinya sendiri ia tidak memiliki makna khusus. Banyak orang menganggap Web 2.0 menjadi gaya desain, yang lain menganggapnya sebagai penggunaan AJAX. Beberapa orang percaya web 2.0 berarti situs komunitas seperti Myspace, Facebook dan yang baru dibuka virb.

Sebenarnya itu konversi dari patah web statis ke jaringan interkoneksi cairan dikendalikan dan dikontribusikan oleh pengguna.

Website seperti Digg.com adalah contoh yang baik ini, semua konten disampaikan oleh pengguna dan masing-masing item link ke situs eksternal. Pengguna suara pada apa yang mereka sukai dan apa yang mereka lakukan tidak, menciptakan dalam pengembangan organik konten.

The 'Web 2.0 gaya' hanya merupakan evolusi dari gaya terakhir, lebih banyak dari elemen desain mengandalkan kode daripada gambar. Usability mengambil tempat permen mata dan sementara tata letak berat grafis dapat terlihat mengesankan, juga bisa loading lambat, sulit untuk dinavigasi dan memberikan pengalaman pengguna yang tidak menyenangkan.

Pengembangan AJAX (Asynchronous JavaScript dan XML) Bukan alasan kami memiliki 'Web 2.0' tetapi dapat memainkan peranan penting di dalamnya. Kemampuan untuk memuat dan menyampaikan data antara server dan klien tanpa halaman menyegarkan berguna dalam banyak hal, tidak sedikit pengalaman pengguna.

Namun itu sering disalahpahami dan digunakan sebagai kata kunci untuk merangsang pelanggan. Ini tidak biasa bagi klien untuk meminta 'Sebuah situs web 2.0, dengan AJAX dan CSS / XHTML!! " tanpa mengetahui apa yang mereka minta.

Singkatnya, Web 2.0 berarti tidak ada pada itu sendiri, itu istilah untuk menggambarkan kumpulan elemen. Jangan takut untuk menggunakan istilah tersebut, hanya akan menyadari apa yang benar-benar berarti.

Jumat, 19 November 2010

bersopankah kita!!!

Sejak pulang ke tanahair ni blh dikatakan every weekend aku sefamily balik ke Manjung dari Nilai..(bkn blh dikatakan..mmg every week pun!!!)..kitorg sll balik tak guna pun highway PLUS..sbb nk kira klu guna PLUS highway jarak jd mcm lbh jauh..so rooute yg kitorg pilih..

Nilai to Cyberjaya - highway baru ape ntah namanyer yg link kan putrajaya dgn nilai..
Cyberjaya to Sg buloh - PLUS highway (tol rm 6 lbh)
Sg Buloh to Manjung through Kuala Selangor - dulu jalan sempit n amik masa bertahun2 gak tuk upgrade ke jalan 2lane sehala..seigt aku ade kot dlm 5thn tuk dorg upgrade..dlm masa 5thn tu gak le kitorg sll berulang dgn jalan yg rosak sana rosak sini...tp skrg da cantik..

total lbh kurang 4jam utk sampi ke Manjung dr Nilai..kirenyer kekerapan memandu jauh adalah sgt tinggi...tp yg drive adalah en zul..sbb aku dah jd mcm kurang confident nk drive kt Malaysia ni..sbb ape..byk sbb tp antara nya aku takut dgn driving style kebanyakan rakyat Malaysia yg kenkononyer bersopan santun..ngeri pun ade..tambah plak klu baca paper byk sgt kes2 kemalangan maut..klu tgk kan mmg patut pun byk accident..ni antara sbbnyer yg aku observed sepjg experience aku berulang alik Nilai-Manjung ni:

1) suka potong kiri...tak kira ape jenis kenderaan..padahal takde pun lorong kiri..tp klu tgk jek jalan tu agak lebar sket ade la yg akan amik kesempatan potong kiri ni..ni tak kira klu kt highway...kadang2 emergency lane pun dorg guna..klu sorg dua tu kite leh la bg excuse..

2) suka "overtake" kat tpt2 yg tak blh memotong..contohnyer kat "double line"..mmg ler lane sblh clear tp klu da di cat double line putih kt tengah2 jalan tak yah le nk memotong gak..ade la sbb nape designer jalan tu tak bg memotong kt tpt2 yg dorg cat double line tu..

3) suka memandu pd kelajuan yg terlampau..byk maksudnyer ni..terlampau slow smpai menyusahkan pengguna jalan raya yg lain..or terlampau laju..yg ni jarang2 aku jmpa sbb aku kurang guna highway..klau di england, mmg ditetapkan had minimum kt kebykan kawasan..klu drive slow sgt pun polis akan tahan..sbb akan menyebabkan jalan jd sibuk..klu da jalan tu clear tp bw 30km/hour tu mmg dah sampai tahap menyusahkan org..yg org blkng tak leh nk overtake sbb lane bertentangan agak busy..terpaksa la kite ngikut bontot si lembab di dpn..

4) pernah sekali aku n en zul balik batu pahat..masa ni kitorg mmg guna PLUS highway..yg perasan driver2 bas express..suke cucuk kereta kite dr belakang..bas mmg tak leh amik lane ke3 tuk memotong..dorg hya leh berada di lane 1 or lane 2 tuk memotong..let say kite pun nk memotong kenderaan di lane 1..tp sbb tak brp laju kite amik lane 2 utk memotong..yg si bas express ni tak menyabar2...kite tgh memotong pun dia bg lampu "high beam" marah2 sbb dia tak leh nk potong kite...sbb dia tak leh masuk lane 3 tuk overtake kite...pdhal speed kite da 110km/hr masa memotong tu..klu dia pun tak sabar2 nk "overtake" kite means dia punyer speed mesti lbh laju dari kite..rsnyer speed tuk bas klu atas highway tak lbh 100km/hr..(klu tak silap)...mana la tak byk kes accident yg libatkan bas..da la bw byk nyawa..haishhh..geram ni..

5) pejalan kaki..sorry le nk bg dorg melintas dl..aku punyer jalan..aku jalan dulu..pejalan kaki..tggu smpi jalan clear - pd hal bkn dekat main road pun..contohnyer parking kt pasaraya2...org melintas kt zebra cross pun driver2 kete akan buat tak tau..tp klu kite sbg driver kete stop n bg pejalan kaki melintas dulu pun si pejalan kaki akan tggu kita jalan dl..pernah en zul stop utk bg pejalan kaki jalan dl..tp dorg tak lintas2...tgk kite dgn muka pelik lg ade..huhuhu..malu2..

6) lampu merah tu utk berhenti ke..aiii..ni anak aku yg umur 3thn tu pun tau...red for stop...ni sll jd bile lampu bertukar dr hijau ke kuning ke merah..ramai drivers yg suke redah jugak even lampu dah merah..mcm dah tak leh nak tggu2..

aku list kn 6 jek la..byk2 pun bknnyer akan ade perubahan..cumenyer klu betul2 nk sekolahkan pemandu2 kt Malaysia ni aku rasa kerajaan nak kena kluarkan modal yg besar gak la..contohnyer dengan pasang byk cameras..tak kira jalan besar or jalan kecik..pastu warning pd pengguna jln raya kt area tu ade camera..so drivers akan berhati2..kt england mmg dorg wat mcmtu..kt pedestrian cross dorg letak camera..kt trafic light ade camera..kt jln2 raya kecik / besar ade camera..kat jalan2 kampung pun ade camera..kt tpt parking pun ade camera..(tu pasal la kitorg pernah kena saman masa mula2 smpi UK sbb parking kt disable punyer parking...masa tu sivic minded low giler!!!) klu nk apply penggunaan camera ni mmg perlukan modal yg sgt besar..sanggup dgn tak sanggup jek..tp kesan mungkin lbh baik..sbb org tanak kena saman..klu dorg langgar gak peraturan dorg kena le standby RM tuk bayar saman..time tu kerajaan mmg blh buat duit..

lg satu driver2 kt sini suke bg lampu "high beam" klu marah or tak puas hati dgn kite..igt kan nk bg kite jalan dulu ke..sbb klu kt england bg lampu tu means bg laluan kt kite dl..skrg ni da lbh sebulan dah paham dah..hihihi..jangan sampai en zul aku tu hilang skill pemandu berhemah dia dah la sbb terikut2 dgn attitude ramai rakyat malaysia..

KLONING MANUSIA

MANUSIA KLONING PERTAMA BERNAMA EVE
Manusia kloning pertama di dunia bernama Eve, bayi perempuan itu kini berusia 5 tahun. Sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama.
Era manusia super mungkin bakal segera terwujud. Dunia tidak akan kekurangan stok manusia-manusia super genius sekelas Albert Einsten atau atlet handal sekelas Carl Lewis atauaktris sensual Jennifer Lopez. Manusia-manusia super itu bakalan tetap lestari di muka bumi. 100% sama persis, yang beda hanya generasinya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi.
Klaim Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, yang sukses menghasilkan manusia kloning pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu makin mendekatkan pada impian tersebut. Walaupun ini masih sebuah awal.

Rabu, 10 November 2010

Menciptakan Kedisiplinan

Sebuah kelas dalam institusi sekolah adalah gambaran dari pengelola dan warganya. Pengelola kelas dalam hal ini adalah guru dan manajemen sekolah, sementara warganya adalah siswa yang ada di kelas tersebut. Banyak sekolah yang telah membatasi jumlah siswa yang terdapat di dalam satu kelas. Tidak hanya itu sekolah juga menambah jumlah guru yang ada di kelas menjadi dua orang. Semua kebijakan tersebut diupayakan agar guru dan siswa dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar dan mengajar. Dengan komposisi tersebut sekolah dan guru berharap akan lebih mudah menerapkan disiplin. Padahal jumlah siswa dan kedisiplinan tidak saling berhubungan. Hal yang diperlukan dalam menumbuhkan kedisiplinan adalah suasana yang kondusif dan terjaga dengan baik secara terus menerus disetiap kelas sebagai komunitas inti dari sekolah.

Suasana kondusif sebagai prasarana terciptanya kedisiplianan bisa terjadi lewat resep dibawah ini;
  1. Menciptakan dan menerapkan kesepakatan kelas
Kesepakatan di kelas juga bisa disebut sebagai peraturan, bayangkan jika kelas tidak mempunyai peraturan. Kelas akan menjadi ribut dan guru menjadi mudah emosi dan marah menghadapi tingkah laku siswanya. Tanpa peraturan biasanya guru cenderung menjadi pilih kasih dan tidak adil. Sebuah peraturan atau kesepakatan kelas juga merupakan sebuah standar yang menjadi acuan seluruh warga dan membuat seluruh warga merasa dikontrol dan terkontrol.
Sebagai guru terkadang kita merasa harus membuatkan peraturan untuk kelas kita, padahal akan lebih mudah dan ringan bagi kita jika melibatkan seluruh warga kelas dalam membuat peraturan. Di jamin mereka merasa memiliki dan diingatkan secara halus dikarenakan mereka sendiri yang membuat dan bersepakat.
Setelah kesepakatan atau peraturan kelas disepakati, jangan hanya disimpan didalam buku guru namun pajang dan biarkan seluruh warga kelas melihat dan mencermati. Apabila sekolah anda sudah mempunyai buku komunikasi, silahkan di tempel di dalam buku tersebut. Orang tua dirumah dapat melihat juga apa yang menjadi peraturan di kelas putra putrinya disekolah. Dengan demikian orang tua dapat membantu guru mengingatkannya dirumah.
Guru juga harus menjadi seseorang yang memelihara dan memastikan terjadinya peraturan yang sudah disepakati kelas. Apabila kepala sekolah berperan sebagai pemelihara peraturan di sekolah, guru berperan sebagai pemelihara peraturan dan kedisiplinan disekolah.
  1. Menumbuhkan kerja sama.
Kerja sama merupakan salah satu kunci dalam menumbuhkan kedisiplinan. Mengingatkan seluruh warga kelas untukbekerja sama menerapkan hal-hal yang sudah disepakati bersama. Anda dapat meminta seluruh warga kelas untuk mulai bekerja sama dan bersepakat dalam menerapkan peraturan serta berdisiplin sejak diawal tahun ajaran.
Untuk melatih kerja sama anda bisa mengajak mereka bermain sambil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang menggunakan metode kerja sama. Semakin mudah siswa bekerja sama semakin mudah pula aura kedisiplinan akan semakin terbentuk.
  1. Berkomitmen.
Peraturan mengenai kedisiplinan dikelas bisa berbeda-beda di setiap kelas dan sekolah. Tetapi ada sebuah hal yang sama yang harus ada sejalan dengan peraturan yang telah dibuat. Hal tersebut adalah komitmen. Komitmen adalah sebuah sikap yang menjadikan kedisiplinan sebuah hal yang akan terjadi secara natural dan tanpa dipaksakan.
Komitmen harus ditumbuhkan oleh seluruh warga dikelas. Biasakan seluruh warga untuk saling mengingatkan saat sebuah kesalahan terjadi. Sebuah kesalahan belum layak disebut sebagai kesalahan apabila baru terjadi pertama kalinya. Kesalahan untuk pertama kalinya disebut sebagai pembelajaran.
  1. Berpikiran terbuka (open mind)
Dalam menerapkan kedisiplinan, dibutuhkan perangkat tertulis yang mengaturnya. Namun bukan berarti peraturan tersebut tidak dapat dikoreksi atau dikembangkan. Bersama seluruh warga kelas adakan class meeting setiap dua minggu sekali untuk membahas seluruh isu-isu yang berkaitan dengan masalah disiplin. Guru dalam hal ini semampu mungkin menjadi fasilitator yang baik, dan lewat pertanyaan memancing partisipasi siswa saat membahas mengenai peraturan yang berlaku disekolah atau dikelas.

Disiplin

Dalam arti paling umum, disiplin mengacu pada instruksi yang sistematis diberikan kepada murid . Untuk disiplin dengan demikian berarti untuk mengajar seseorang untuk mengikuti kode etik tertentu " order . " Usually, the phrase 'to discipline' carries a negative connotation. Biasanya, kalimat 'untuk mendisiplinkan' membawa konotasi negatif. This is because enforcement of order - that is, ensuring instructions are carried out - is oft "Discipline is the instant willingness and obedience to all orders, respect for authority, self reliance and teamwork. The ability to do the right thing even when no one is watching or suffer the consequences of guilt which produces pain in our bodies, through pain comes discipline." Hal ini karena penegakan ketertiban - yaitu, instruksi memastikan dilakukan -. Adalah sering "Disiplin adalah kemauan instan dan ketaatan kepada semua pesanan, menghormati otoritas, kemandirian dan kerjasama Kemampuan untuk melakukan hal yang benar bahkan ketika tidak ada memperhatikan atau menderita akibat dari rasa bersalah yang menghasilkan nyeri di tubuh kita, melalui rasa sakit datang disiplin. " --United States Marine Corps - Amerika Serikat Korps Marinir To discipline thus means to instruct a person to follow a particular code of conduct or "order." Untuk disiplin dengan demikian berarti memerintahkan seseorang untuk mengikuti kode tertentu perilaku atau "pesanan." In the field of child development, discipline refers to methods of modeling character and of teaching self-control and acceptable behavior" [ 1 ] (eg teaching a child to wash her/his hands before meals). Here, 'washing hands before meals' is a particular pattern of behaviour, and the child is being disciplined to adopt that pattern. 'To disciple' also gives rise to the word disciplinarian , which denotes a person who enforces order. Di bidang perkembangan anak, disiplin merujuk pada metoda pemodelan dan karakter pengajaran kontrol diri dan perilaku yang dapat diterima " [1] (misalnya mengajar anak untuk mencuci / nya tangannya sebelum makan). Di sini, 'mencuci tangan sebelum makan' adalah pola perilaku tertentu, dan anak sedang disiplin untuk mengadopsi pola yang berurutan. "Untuk murid 'juga menimbulkan kata disiplin, yang menunjukkan orang yang memaksa.
However, usually the phrase 'to discipline' carries a negative connotation. Namun, biasanya ungkapan 'untuk mendisiplinkan' membawa konotasi negatif. This is because of the need to maintain order - that is, ensuring instructions are carried out. Hal ini karena kebutuhan untuk menjaga ketertiban - yaitu, instruksi memastikan dilakukan. Order is often regulated through punishment. cf. [ 2 ] Order sering diatur melalui hukuman. Cf. [2]
To be disciplined is then, subject to context, either a virtue (the ability to follow instructions well) or a euphemism for punishment (which may also be referred to as disciplinary procedure ). Untuk menjadi disiplin kemudian, sesuai dengan konteks, baik kebajikan (kemampuan untuk mengikuti instruksi dengan baik) atau eufemisme untuk hukuman (yang juga dapat disebut sebagai prosedur disipliner). As a concrete noun, the discipline refers to an instrument of punishment, for example in mortification of the flesh (see also: flagellation ). Sebagai kata benda konkret, disiplin mengacu pada alat hukuman, misalnya dalam malu daging (lihat juga: dera ). Such an instrument may also be applied to oneself, for example in penitence for not being sufficiently self-disciplined. Instrumen tersebut juga dapat diterapkan untuk diri sendiri, misalnya dalam penyesalan karena tidak cukup disiplin.
An academic discipline refers to a body of knowledge that is being given to - or has been received by - a disciple. Sebuah disiplin akademis mengacu pada tubuh pengetahuan yang sedang diberikan kepada - atau telah diterima oleh - murid. The term may then denotes a 'sphere of knowledge' that an individual has chosen to specialise in. In an institute of higher learning , the term 'discipline' is often a synonym of ' faculty '. Istilah ini mungkin akan menunjukkan sebuah 'lingkup pengetahuan' bahwa seseorang telah memilih untuk mengkhususkan diri masuk Dalam sebuah lembaga pendidikan tinggi , disiplin 'istilah' sering merupakan sinonim dari ' fakultas '.
==Self == Diri

Selasa, 09 November 2010

Bergaya Militer Untuk Kedisiplinan

Rabu, 10 Maret 2010

Untuk meningkatkan kedisiplinan, pendidikan ala militer kerap diadopsi. Namun dalam pelaksanaannya, hal itu memiliki ekses negatif berupa tindakan kekerasan verbal maupun fisik.

Pendidikan ala militer kerap menjadi pilihan sejumlah lembaga pendidikan, baik yang berada di bawah naungan kementerian maupun swasta.

Mengadopsi tata cara militer dalam keseharian proses belajar mengajar hingga cara berpakaian yang militeristik pun menjadi pemandangan sehari-hari.

Bukan hal aneh jika para siswa di sejumlah lembaga pendidikan tertentu diberikan jenis pakaian seragam dengan kelengkapan mirip atribut militer.

Tata cara yang mewajibkan para junior untuk memberikan hormat kepada seniornya seperti pada sistem pendidikan militer juga diberlakukan.

Bahkan, istilah yang digunakan seperti taruna untuk siswa laki-laki dan taruni untuk siswi perempuan pun menjadi hal lumrah.

Di Indonesia, ada sekitar 20 lembaga pendidikan tinggi yang dikelola sejumlah kementerian. Beberapa di antaranya berstatus kedinasan, sebutlah seperti Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) yang berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri, Institut Intelijen Negara (IIN), dan sejumlah sekolah-sekolah kedinasan lainnya.

Umumnya, sekolah-sekolah kedinasan ini memang menerapkan pola-pola pembinaan menyerupai militer. Tujuannya kerap dikaitkan dengan dalih mewujudkan disiplin tinggi kepada para siswanya.

Namun pada praktiknya, sekolah- sekolah kedinasan dengan penerapan pola-pola pembinaan menyerupai militer tersebut justru memunculkan stigma negatif di kalangan masyarakat, yakni kesan praktik-praktik kekerasan terhadap para siswa yang dilakukan senior kepada juniornya.

Rangkain peristiwa kekerasan yang terjadi di beberapa sekolah kedinasan seperti yang kerap terjadi di IPDN serta sejumlah kasus kekerasan lainnya terhadap para taruna sekolah kedinasan, justru melengkapi stigma kekerasan di mata masyarakat.

Satria Darma, Ketua Klub Guru Indonesia, menilai kekerasan yang kerap diidentikkan dengan sekolah kedinasan yang menerapkan sistem pendidikan semimiliter dalam pola pendidikannya, merupakan ekses atau akibat dari pemahaman yang salah tentang pola kedisiplinan yang ingin dibangun di sekolah tersebut.

“Kedisiplinan yang akan dibangun seperti apa, itu yang harus didefi nisikan terlebih dahulu. Tujuan dari pendidikannya seperti apa,” katanya.

Selama ini, adopsi pola-pola pendidikan militer di sekolah kedinasan memang lebih ditujukan untuk membentuk kedisiplinan di antara para siswa serta sejumlah nilai-nilai positif lainnya. Seperti kebersamaan antara angkatan karena adanya perasaan senasib sepenanggungan selama menjalani pendidikan maupun semangat loyalitas yang dibangun.

Ambil contoh IPDN. Sebagai sekolah yang akan mencetak para birokrat, sikap-sikap disiplin dan loyalitas memang menjadi salah satu poin penting ketika mereka menjalankan tugas nantinya.

Namun dalam praktiknya, menurut Satria, terjadi pemahaman tentang kedisiplinan yang berlebihan sehingga yang muncul adalah stigma kekerasan di sekolah tersebut.

“Untuk membina ketegasan dan kedisiplinan tidak perlu menggunakan kekerasan. Buat tugas dengan waktu yang dibatasi dan ada sanksi bagi yang tidak selesai,” ujar Satria. “Dan kalau memang ingin membina mental, bukan dengan cara dimaki atau malah dipukuli.

Tapi berikan dengan nada ketegasan dan kalau memang ingin menempa fisik, lakukanlah tanpa kekerasan misalnya dengan push up, baris-berbaris.

Kekerasan fisik dan makian hanya akan memunculkan dendam yang tidak akan selesai turun-temurun,” katanya.

Ading Sutisna, Kepala Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia juga menilai ada pemahaman yang salah selama ini tentang nilai-nilai kedisiplinan yang kerap dikaitkan dengan pendidikan militer.

Karenanya, menjadi wajar jika sekolah-sekolah kedinasan selain Akademi Kepolisian (Akpol) maupun Akademi Militer (Akmil) mengadopsi pola-pola pendidikan militer dalam pendidikan mereka.

“Ini sudah berlangsung lama, apalagi secara kesejarahan kita yang militeristik, kemudian menyuburkan praktik pendidikan semimiliter dalam sekolah-sekolah kedinasan,” katanya. Nilai–nilai kemiliteran erat dikaitkan dengan nilai-nilai kedisiplinan, karenanya kerap diadopsi.

Namun nilai milter yang cenderung tidak mengenal demokrasi dan menghilangkan nilai-nilai partisipasi inilah ketika diimplementasikan dalam pelaksanan pendidikan justru memunculkan sisi kekerasan saja.

“Dan ini tidak pernah direformasi,” tambahnya. Padahal, menurutnya, kedisliplin an tidak harus dibangun dengan kekerasan, namun cukup dengan penanaman nilainilai kedisiplinan yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari baik oleh para siswa, pemangku kegiatan sekolah, dan para staf pengajar di sekolahsekolah tersebut.

Implementasi nilai-nilai kedisiplinan ini pun membutuhkan keteladanan untuk bisa membangun budaya disiplin yang tinggi bagi para siswanya.

Hal ini tanpa harus menempa mereka dengan aksi-aksi fi sik yang justru memicu stigma kekerasan dalam masyarakat.

Dalam merumuskan kedisiplinan berdasarkan pada penanaman nilai-nilai, juga membutuhkan sebuah mekanisme lain selain keteladanan, yakni adanya konsep reward and punishment terhadap setiap tindakan yang dilakukan, sehingga para siswa sadar betul dengan apa yang mereka lakukan.

Kurang Transparan Munculnya stigma kekerasan pada pendidikan kedinasan di mata publik, menurut Ading, juga terkait dengan manajemen dari pelaksanaan sekolah itu sendiri.

Dalam hal ini adalah macetnya sistem pengawasan yang terjadi di dalam internal sekolah tersebut. “Manajemen sekolah lebih bersifat tertutup, tidak transparan, sehingga justu yang muncul adalah kasus-kasus kekerasan,” katanya.

Mekanisme kontrol menjadi macet akibat kontrol yang dilakukan tidak melibatkan pada partisipasi masyarakat seperti yang terjadi di lembaga perguruan tinggi dengan majelis wali amanat ataupun semacam komite sekolah untuk pendidikan dasar hingga menengah. “Pengawasan hanya dilakukan di internal dan ini membuat mereka tidak terpantau dari luar,” katanya.

Ke depan, diperlukan sebuah mekanisme pengawasan yang lebih terbuka dengan melibatkan partisipasi publik atau masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Sehingga, praktik-praktik kekerasan yang dianggap sebagai bagian dari pendisiplinan bisa diawasi. “Sekolah-sekolah kedinasan harus bisa lebih terbuka kepada publik untuk ikut dalam proses pengawasan,” katanya.
nik/L-1

Kedisiplinan dan Kekerasan

Beberapa minggu lalu masyarakat dikejutkan dengan berita kematian seorang mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi (PT). Kematian tersebut disebabkan oleh kekerasan yang menjadi budaya dalam konteks pendisiplinan mahasiswa. Keterkejutan masyarakat adalah hal yang wajar, karena salah satu karakter pendidikan PT ialah penghormatan terhadap budaya anti- kekerasan. Mahasiswa diajarkan bahwa kekerasan adalah musuh kemanusiaan. Karena itu pula PT lebih dikenal sebagai wadah yang memproduksi orang-orang pintar (terpelajar), yang lebih mengedepankan rasionalitas dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan.
Kedisiplinan Semu
Pada dasarnya kita dapat memaklumi bahwa kekerasan yang diterapkan itu bertujuan membangun sikap disiplin di kalangan mahasiswa. Namun, sungguhpun kekerasan itu bermotif kebaikan, kekerasan tetap saja adalah kekerasan. Penggunaan kekerasan dalam membangun kedisiplinan hanya akan melahirkan sikap disiplin yang rapuh dan semu. Kekerasan tidak akan membuat seseorang menyadari bahwa kebaikan adalah sebuah kebaikan. Alih-alih, kekerasan itu akan menciptakan lingkaran kekerasan tiada henti.
Dalam sejarah kehidupan manusia, kekerasan pertama dapat kita temukan dalam kisah Qabil dan Habil, putra-putra Nabi Adam. Sejarah menceritakan bahwa Qabil membunuh Habil. Pembunuhan itu dipicu oleh ketidak-sukaan Qabil terhadap Habil. Habil dianggap selalu mendapatkan yang lebih baik dari dirinya, baik dalam hal jodoh, pekerjaan, bahkan kasih sayang orang tua. Karena itu, pembunuhan yang dilakukan Qabil dapat ditafsirkan sebagai upaya “jalan pintas” untuk menyelesaikan persoalan (QS al-Maidah [5]: 36).
Dalam banyak kasus kekerasan di masyarakat, “jalan pintas” ini menjadi paradigma yang melekat dalam alam bawah sadar masyarakat. Seolah-olah setiap orang berpikir bahwa hanya kekerasanlah yang akan menyelesaikan permasalahan mereka. Hal ini dapat kita lihat dalam peristiwa perkelahian masal antarsiswa. Masing-masing berpikir bahwa perkelahian dapat membuat lawannya jera dan mengakui kesalahannya. Tetapi, kenyataan yang terjadi adalah keduanya sama-sama mengalami “kerusakan” dan semakin terpancing untuk melanjutkan perkelahian tersebut hingga lawannya menyatakan takluk. Jadi, kekerasan dalam perkelahian sebenarnya berangkat dari keinginan menyelesaikan persoalan. Tetapi apakah persoalan di antara mereka dapat selesai?
Kembali kepada soal itikad membangun kedisiplinan, kenyataan justru menunjukkan bahwa kedisiplinan tidak selalu dibangun dengan kekerasan. Ketegasan dan peraturan yang diterapkan secara konsisten dapat menciptakan kedisiplinan. Karena kedisiplinan berdiri di atas kebiasaan dan kesadaran tentang nilai-nilai kebaikan baik bagi masyarakat maupun individu.
Teladan Nabi
Pembinaan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw terhadap para sahabat dapat dijadikan teladan. Betapa kedisiplinan Sahabat-sahabat Nabi mencerminkan sebuah proses pembinaan yang mengesankan. Sepanjang kehidupannya, Nabi Muhammad tidak pernah memberikan hukuman fisik, apalagi pemukulan kepada para Sahabat. Penggalan dari potret pembinaan beliau dapat kita lihat dari kebijakan yang diambil dalam merespon ketidak-taatan sebagian pasukan Islam dalam perang Uhud. Ketidaktaatan tersebut menyebabkan umat Islam mengalami kekalahan dalam perang Uhud. Namun, Nabi Muhammad tidak memberikan hukuman yang tidak manusiawi. Beliau hanya menegur dan menyadarkan mereka, betapa ketidakdisiplinan akan senantiasa melahirkan kerugian dan kerusakan bagi mereka sendiri.
Dalam surat Ali Imran ayat 159 Allah berfirman, “Maka atas rahmat Allah-lah kamu (Muhammad) berlaku lemah-lembut kepada mereka (umat Islam), sekiranya engkau (Muhammad) berlaku kasar dan keras hati kepada mereka, niscaya mereka akan berpaling darimu....” Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa Islam lebih menyukai pembinaan atau pendidikan dengan cara yang santun. Pembinaan dengan kekerasan, menurut Islam, akan mengalami kegagalan. Pertama, kekerasan akan melahirkan ketaatan yang berpijak pada ketakutan. Seseorang akan menaati kebaikan sepanjang sikap tersebut akan menyelamatkannya dari ancaman pihak lain. Namun ketika ancaman tersebut sudah tidak ada, ketaatan itu pun sirna. Kedua, kekerasan tidak memberikan suatu perspektif yang berbasis pada pengalaman. Maksudnya, kesalahan biasanya akan menyadarkan seseorang, dan mendorongnya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari. Keputusan itu berangkat dari perspektif pengalamannya sendiri. Ia mengalami dan memahami bahwa kebaikan adalah baik dan kejahatan adalah buruk. Oleh karena itu, semakin sering seseorang melakukan kesalahan, maka ia akan semakin banyak belajar untuk menjadi lebih baik. Bukankah kita semua menjadi dewasa karena belajar dari kesalahan kita?(CMM/Hilaly Basya)

Kedisiplinan tanpa Kekerasan

Beberapa minggu lalu masyarakat dikejutkan dengan berita kematian seorang mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi (PT). Kematian tersebut disebabkan oleh kekerasan yang menjadi budaya dalam konteks pendisiplinan mahasiswa. Keterkejutan masyarakat adalah hal yang wajar, karena salah satu karakter pendidikan PT ialah penghormatan terhadap budaya anti- kekerasan. Mahasiswa diajarkan bahwa kekerasan adalah musuh kemanusiaan. Karena itu pula PT lebih dikenal sebagai wadah yang memproduksi orang-orang pintar (terpelajar), yang lebih mengedepankan rasionalitas dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan.
Kedisiplinan Semu
Pada dasarnya kita dapat memaklumi bahwa kekerasan yang diterapkan itu bertujuan membangun sikap disiplin di kalangan mahasiswa. Namun, sungguhpun kekerasan itu bermotif kebaikan, kekerasan tetap saja adalah kekerasan. Penggunaan kekerasan dalam membangun kedisiplinan hanya akan melahirkan sikap disiplin yang rapuh dan semu. Kekerasan tidak akan membuat seseorang menyadari bahwa kebaikan adalah sebuah kebaikan. Alih-alih, kekerasan itu akan menciptakan lingkaran kekerasan tiada henti.
Dalam sejarah kehidupan manusia, kekerasan pertama dapat kita temukan dalam kisah Qabil dan Habil, putra-putra Nabi Adam. Sejarah menceritakan bahwa Qabil membunuh Habil. Pembunuhan itu dipicu oleh ketidak-sukaan Qabil terhadap Habil. Habil dianggap selalu mendapatkan yang lebih baik dari dirinya, baik dalam hal jodoh, pekerjaan, bahkan kasih sayang orang tua. Karena itu, pembunuhan yang dilakukan Qabil dapat ditafsirkan sebagai upaya “jalan pintas” untuk menyelesaikan persoalan (QS al-Maidah [5]: 36).
Dalam banyak kasus kekerasan di masyarakat, “jalan pintas” ini menjadi paradigma yang melekat dalam alam bawah sadar masyarakat. Seolah-olah setiap orang berpikir bahwa hanya kekerasanlah yang akan menyelesaikan permasalahan mereka. Hal ini dapat kita lihat dalam peristiwa perkelahian masal antarsiswa. Masing-masing berpikir bahwa perkelahian dapat membuat lawannya jera dan mengakui kesalahannya. Tetapi, kenyataan yang terjadi adalah keduanya sama-sama mengalami “kerusakan” dan semakin terpancing untuk melanjutkan perkelahian tersebut hingga lawannya menyatakan takluk. Jadi, kekerasan dalam perkelahian sebenarnya berangkat dari keinginan menyelesaikan persoalan. Tetapi apakah persoalan di antara mereka dapat selesai?
Kembali kepada soal itikad membangun kedisiplinan, kenyataan justru menunjukkan bahwa kedisiplinan tidak selalu dibangun dengan kekerasan. Ketegasan dan peraturan yang diterapkan secara konsisten dapat menciptakan kedisiplinan. Karena kedisiplinan berdiri di atas kebiasaan dan kesadaran tentang nilai-nilai kebaikan baik bagi masyarakat maupun individu.
Teladan Nabi
Pembinaan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw terhadap para sahabat dapat dijadikan teladan. Betapa kedisiplinan Sahabat-sahabat Nabi mencerminkan sebuah proses pembinaan yang mengesankan. Sepanjang kehidupannya, Nabi Muhammad tidak pernah memberikan hukuman fisik, apalagi pemukulan kepada para Sahabat. Penggalan dari potret pembinaan beliau dapat kita lihat dari kebijakan yang diambil dalam merespon ketidak-taatan sebagian pasukan Islam dalam perang Uhud. Ketidaktaatan tersebut menyebabkan umat Islam mengalami kekalahan dalam perang Uhud. Namun, Nabi Muhammad tidak memberikan hukuman yang tidak manusiawi. Beliau hanya menegur dan menyadarkan mereka, betapa ketidakdisiplinan akan senantiasa melahirkan kerugian dan kerusakan bagi mereka sendiri.
Dalam surat Ali Imran ayat 159 Allah berfirman, “Maka atas rahmat Allah-lah kamu (Muhammad) berlaku lemah-lembut kepada mereka (umat Islam), sekiranya engkau (Muhammad) berlaku kasar dan keras hati kepada mereka, niscaya mereka akan berpaling darimu....” Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa Islam lebih menyukai pembinaan atau pendidikan dengan cara yang santun. Pembinaan dengan kekerasan, menurut Islam, akan mengalami kegagalan. Pertama, kekerasan akan melahirkan ketaatan yang berpijak pada ketakutan. Seseorang akan menaati kebaikan sepanjang sikap tersebut akan menyelamatkannya dari ancaman pihak lain. Namun ketika ancaman tersebut sudah tidak ada, ketaatan itu pun sirna. Kedua, kekerasan tidak memberikan suatu perspektif yang berbasis pada pengalaman. Maksudnya, kesalahan biasanya akan menyadarkan seseorang, dan mendorongnya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari. Keputusan itu berangkat dari perspektif pengalamannya sendiri. Ia mengalami dan memahami bahwa kebaikan adalah baik dan kejahatan adalah buruk. Oleh karena itu, semakin sering seseorang melakukan kesalahan, maka ia akan semakin banyak belajar untuk menjadi lebih baik. Bukankah kita semua menjadi dewasa karena belajar dari kesalahan kita?(CMM/Hilaly Basya)

Tingkat Kedisiplinan Kerja

Reformasi birokrasi menuntut adanya perubahan kultur dalam bekerja. Salah satunya berupa disiplin kehadiran dengan mantaati jam kerja. Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak tiga bulan lalu telah menerapkan sistim absensi elektronik untuk meningkatkan disiplin kerja bagi para pegawainya. Dra. Sri Wuryatmi, MM mantan Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi yang mempersiapkan program Reformasi Birokrasi pada Kementerian Komunikasi dan Informatika di ruang kerjanya, Jl. Merdeka Barat 9 Jakarta Rabu (22/9) mengatakan, dengan absensi elektronik pegawai harus merubah diri, menjadi disiplin, profesional, loyal, meningkatkan pengetahuan. “Kita harus mengejar ketinggalan , kita harus disiplin di segala bidang, terutama disiplin waktu”, ujarnya. Dikatakan, setiap pegawai harus punya komitmen untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan, punya loyalitas, punya dedikasi, rasa memiliki, perhatian, saling asah, asih dan asuh, serta keihlasan untuk bekerja. “Kerja dulu, tunjukan prestasi, jangan hasilnya dulu yang dilihat” tegasnya. Hasil absensi ini secara berkala dapat di print out untuk disampaikan kepada satuan kerja masing-masing. Menurut Isnaldi, S. Kom Kasubbag Pengolah Data Pegawai Biro Kepegawaian dan Organisasi, setiap satuan kerja dapat meminta hasil absesensi pegawainya untuk mengetahui data detail tentang kehadiran mereka. Sementara bagi pegawai yang tidak hadir sudah disediakan form keterangan ketidak hadirannya. Untuk memberikan memotivasi berkaitan dengan implementasi Sistim Absensi Elektronik ini, telah diterbitkan Surat Edaran Nomor : 05/SE/SJ/KOMINFO/06/2010 tentang Pemberian Penghargaan Kepada Pegawai Negeri Sipil Yang Berprestasi Di Lingkungan Kementerian Kominfo. Salah satu indikator prestasi tersebut adalah penilaian kehadiran. Pelaksanaan disiplin bagi pegawai negeri sipil ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Pasal 3 angka 11 dinyatakan bahwa Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja dan mentaati jam kerja. Pelanggaran terhadap kewajiban ini, sebagaimana tertuang dalam Pasal 8 angka 9 adalah, : penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 16 (enam belas) sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja; penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 21 (dua puluh satu) sampai dengan 25 (dua puluh lima) hari kerja; dan penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26 (dua puluh enam).

Kedisiplinan dan Tanggungjawab


Saat Sun Tzu diuji kemampuannya oleh Raja Wu untuk membuktikan efektivitas strategi perangnya, ia diangkat menjadi panglima perang oleh sang raja. Kemudian, ia membuktikan ucapannya dengan tindakan berani menghukum secara tegas siapa pun yang melanggar perintahnya sebagai panglima, termasuk kepada dua orang selir kesayangan raja.

Kisah tersebut selengkapnya telah saya kupas di edisi perdana Majalah LuarBiasa edisi Januari 2009. Namun, nilai kedisiplinan yang tercetus dari kisah itu masih sangat relevan untuk dibahas dan dilaksanakan hingga saat ini. Kedisiplinan adalah jantung kehidupan manusia yang mau meraih kesuksesan. Sebab, tanpa disiplin yang keras dan berkesinambungan, seseorang tidak mungkin dapat mengembangkan diri secara optimal.
Sebuah perusahaan tidak mungkin dapat meraih kemajuan jika karyawannya tidak memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab dalam menjalankan semua tugas perusahaan. Datang sering terlambat, pulang lebih cepat, takut tugas yang menantang, korupsi waktu, kerja setengah hati, dan lain sebagainya.
Begitu pula dengan tatanan pada sebuah negara. Sebuah negara tidak mungkin menjadi kuat jika dibangun di atas puing-puing ketidakdisiplinan oleh mayoritas warga negaranya. Sebaliknya, sebuah negara yang kuat pasti dibangun oleh mayoritas warga negara yang kesehariaannya mematuhi prinsip-prinsip dasar hukum masyarakat dan negara. Dan, salah satu prinsip yang harus dimiliki dan dikembangkan adalah disiplin.
Dengan kedisplinan yang dibangun dan tanggung jawab yang diemban dengan sangat baik, Sun Tzu terbukti mampu menjadi besar dan bahkan melegenda meski ajarannya telah berusia lebih dari 2500 tahun. Disiplin terbukti menjadi titik tolak keabadian ajaran Sun Tzu yang tetap relevan hingga kini.
Sayang, kita masih sering menyaksikan kedisiplinanyang dilanggar di sekitar kita. Kedisiplinan sederhana yang sering kita lihat adalah soal disiplin lalu lintas. Bisa kita saksikan dan rasakan sendiri bagaimana disiplin berlalu-lintas, terutama di kota besar seperti Jakarta, makin lama justru makin rendah. Padahal, Jakarta adalah kota metropolitan, ibu kota negara yang menjadi jendela Indonesia.
Kenyataannya, setiap hari lebih dari separuh lampu lalu lintas dan aneka rambu dilanggar oleh pengguna jalan raya dengan sadar dan sengaja. Saat tak ada petugas polisi pengatur lalu lintas, disiplin seolah menjadi barang mewah yang jarang dimiliki setiap orang. Ketika lampu merah menyala, banyak kendaraan bermotor menerobos lampu, bahkan memacu kendaraannya, tanpa menghiraukan keselamatan dan besarnya kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Belum lagi jalan belokan atau memutar yang dengan jelas memasang tanda larangan. Justru, inilah larangan yang paling sering dilanggar, bahkan diatur oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang mencari upah sekadar recehan rupiah.
Lantas, siapakah yang bertanggung jawab atas ketidakdisplinan dan kemunduran moralitasseperti ini? Sudah pasti yang bertanggung jawab bukan hanya sekadar pemerintah, polisi, atau pejabat berwenang lainnya. Tetapi, yang wajib bertanggung jawab dan menegakkan kedisplinan adalah saya, Anda, dan kita semua!!!
Jika kita ingin Indonesia bangkit sejajar dengan bangsa dan negara maju lainnya, tidak ada cara lain kecuali membangun kekayaan mental, yaitu dengan mempraktikkan sikap disiplin, tanggung jawab, menghormati hak orang lain, jujur, mematuhi hukum negara dan masyarakat, mau bekerja keras, dan berbagai kekayaan mental lainnya.
Mari, kita bangun sikap mental disiplin dan bertanggung jawab layaknya Sun Tzu yang memegang teguh pendiriannya. Dengan meningkatkan kekayaan mental tersebut, kita pasti akan mencapai kehidupan yang jauh lebih baik dan bermutu.

Kedisiplinan II

Sukses adalah hasil dari berbagai aspek seperti kerja keras, kepandaian, rencana dan pelaksanaan yang hati-hati, serta, sedikit keberuntungan. Di samping itu, sukses juga ditentukan oleh displin atau tidaknya seseorang meraih segala sesuatu dan ‘meletakkan sesuatu di tempat yang layak’.
Tanpa disiplin, seseorang tak akan mampu menyelesaikan segala apa yang telah direncanakannya. Dia tak akan mampu melakukan sebuah strategi secara berkesinambungan untuk meraih tujuan jika tidak punya disiplin. Disiplinlah yang membuat kita berada on track, tak peduli seberapa berat yang dihadapi. Orang yang disiplin tahu apa saja yang perlu dilakukan dan berfokus pada hal itu.
  1.  Dimulai pagi hari
    Sebetulnya, disiplin tidak usah dibicarakan terlalu muluk. Secara sederhana, sejak pagi dimulai, kedisiplinan tanpa sadar sudah menyertai. Bangun pukul sekian, mandi, kemudian berangkat dari rumah, adalah contoh kecil tentang disiplin.
    Banyak orang sukses akan setuju bila faktor disiplin disertakan sebagai salah satu resep keberhasilan mereka. Bila kita bangun dengan kaki yang salah misalnya, sebagai akibatnya kita merasa tidak enak badan, bisa dipastikan bahwa hari itu kita akan lebih tidak produktif ketimbang hari-hari di mana segala sesuatunya berjalan lancar.
    Kiat penting untuk mengoptimalkan pagi hari adalah dengan membuat semacam rutinitas kecil. Bangunlah di waktu-waktu yang sama – misalnya pukul 5-6 pagi (bukannya bisa bangun jam lima, bisa juga jam sepuluh nanti), dan kerjakan hal-hal kecil yang efisien, seperti menyiapkan pakaian, atau memanaskan mobil, dan sebagainya. Jangan lupa pula sarapan pagi untuk memberi energi.
  2. Optimalkan waktu kerja
    Disiplin tak terlepas dari optimalisasi waktu kerja. Kalau di waktu kerja kita cenderung bermalas-malasan, menunda pekerjaan, dan sebangsa, kapan kesuksesan itu bakal muncul? Singgah saja pun jangan-jangan tak sudi.
    Untuk itu, agar kedisiplinan kita berjalan teratur, buatlah daftar tugas setiap hari. Kita bisa membaginya dalam beberapa periode, tergantung dari rutinitas atau proyek yang sedang dikerjakan.
    Dengan menuliskan manajemen waktu, kita bisa membayangkan segala tujuan, dan kemudian mengukur efisiebsi kerja kita sendiri. Selain itu, kita juga bisa tahu sebanyak apa kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu. Dengan melihat hasilnya, kita juga bisa tahu apakah target yang kita tentukan itu gagal atau tidak. Kalau iya, apakah hal itu disebabkan rencana yang tidak layak, atau karena terinterupsi oleh orang lain, atau karena kita sendiri yang tidak disiplin mengerjakan tugas sesuai jadwal.
  3. Seberapa lama ketahanan tubuh ?
    Setiap orang tentu punya ketahanan tubuh yang berbeda-beda. Ada orang yang tahan bekerja di depan komputer sampai 8-10 jam, ada juga yang tidak. Ukurlah hal ini, lalu terapkan pada daftar tugas.
    Misalnya, kalau kita tahu bahwa kita cuma tahan bekerja selama lima jam saja pada hari Jumat – karena harus ke mesjid atau kita sudah terlalu bosan di kantor, maka optimalkan saja kerja lima jam itu. Jam kerja lainnya kita isi dengan kegiatan yang menghibur. Sebab, kalau dipaksakan bekerja sampai 10 jam misalnya, tapi hanya dengan 50% kapasitas kita, itu cuma buang-buang waktu.
  4. Pikiran sehat terdapat dalam tubuh yang sehat Ini sudah jelas ada dalam buku sekolah anak SD. Dan tak usah diperdebatkan lagi, bila kondisi fisik kita prima, kita juga akan bekerja lebih baik ketimbang ketika kita sakit. Karena itu, jagalah selalu kesehatan.
  5. Seimbangkan kerja dengan hiburan
Catat bahwa kerja hanyalah satu bagian dalam hidup kita. Bila kita meninggalkan kantor, tinggalkan. Jangan bawa dalam pikiran kita, karena seharusnya bagian lain dalam hidup kita yang mengambil alih. Untuk itu, cobalah berdisiplin untuk membagi segala sesuatunya dengan layak.
Sukses bukan cuma di karir saja, tapi dalam kehidupan pribadi kita sendiri. Di sinilah disiplin mengelola hidup kita akan memberikan hasil. Percayalah, hidup ini jauh lebih bermakna ketimbang sekadar mencari uang.

Disiplin

Disiplin Sebagai Kebutuhan Anak
Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak, dalam rangka pembentukan dan pengembangan wataknya secara sehat. Tujuannya ialah agar anak dapat secara kreatif dan dinamis mengembangkan hidupnya di kemudian hari. Apabila orangtua mengasihi anaknya maka mereka juga harus mendisiplinkan anaknya. Apabila guru Sekolah Minggu mengasihi murid-muridnya, maka ia juga harus mendisiplinkan murid-muridnya.

Tentu saja, kasih dan disiplin harus berjalan bersama-sama secara seimbang. Dengan perkataan lain, kasih tanpa disiplin mengakibatkan munculnya rasa sentimen dan ketidakpedulian. Sebaliknya, disiplin tanpa kasih merupakan tindakan kejam (tirani).
Banyak orangtua, karena berbagai alasan termasuk kesibukan, tidak mempunyai pemahaman dan pengertian, mengabaikan kebutuhan anak dalam disiplin ini. Akibatnya suatu saat anak memberontak, sulit dikendalikan, dan akan mencari perhatian secara berlebihan. Orangtua demikian tentu akan mengalami konflik yang terus-menerus dengan anaknya, bahkan tidak jarang ada anak yang mengalami kekecewaan dan perasaan terluka. Oleh karena itulah, bahasan kita mengenai kedisiplinan ini amat perlu, karena hal ini dapat menjadi sumber masukan dalam pelayanan kita sebagai guru Sekolah Minggu, sehingga kita memiliki pemahaman yang benar mengenai kedisiplinan. Selain hal itu dapat menjadi alat refleksi bagi diri kita sendiri, sehingga kita dapat bersikap yang benar dalam mendisiplin murid-murid kita.
B. Dasar Teologis Disiplin
Pentingnya disiplin guru Sekolah Minggu terhadap muridnya dan orangtua terhadap anaknya, bukan hanya karena alasan sosiologis dan psikologis, tetapi juga karena pemahaman teologis. Keterangan berikut ini merupakan bentuk kedisiplinan di dalam Alkitab yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kita semua, antara lain:
Allah Bapa senantiasa mendisiplin manusia ciptaan-Nya baik secara individual maupun secara kelompok. Cara Tuhan dalam mendisiplin umat-Nya sama dengan cara ayah dalam mendisiplin anaknya (lihat Ulangan 8:5 dan Mazmur 6:2; Mazmur 38:2-3). Tujuan Allah mendisiplin manusia adalah agar mereka taat, hormat dan takut kepada-Nya. Karena itu Tuhan memberikan pengajaran, memberikan teguran, menyatakan nasehat, dan jika perlu mengijinkan terjadinya penderitaan seperti sakit penyakit, kerugian, bahkan pembuangan ke tempat atau negeri lain. Sejarah Israel menyatakan umat Israel dari kerajaan utara terbuang selama 40 tahun ke Asyur dan umat Yehuda ke negeri Babilonia selama 70 tahun.
Dalam Perjanjian Baru, penulis kitab Ibrani menyatakan bahwa Allah mendisiplin umat-Nya agar bertaat kepada-Nya. Ia menyatakan disiplin sebagai bukti kasih-Nya (lihat Ibrani 12:5,6) meskipun pada mulanya mendatangkan dukacita (lihat Ibrani 12:10,11).
Tuhan Yesus Kristus pun menegakkan disiplin bagi murid-murid-Nya, dengan memberikan contoh, seperti dalam bagaimana menggunakan waktu, menggunakan uang, dan hidup berdoa secara tekun. Dia pun menyatakan bahwa kepentingan orang lain mesti didahulukan, sebagaimana terlihat bagaimana Yesus melayani orang yang datang kepada-Nya meskipun Ia seringkali belum sempat makan (bd. Markus 3:20-21). Bilamana murid-murid-Nya degil, seringkali Ia berterus-terang menegur mereka dengan keras (bd. Markus 8:14-21). Bilamana murid-murid ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, Dia menyatakan sikap mengasihi dan mengalihkan perhatian mereka kepada tugas lain (bd. Lukas 9:51-56).
Yesus pun menyatakan agar murid-murid-Nya belajar hidup secara tertib dalam arti memelihara kesucian hidup agar senantiasa merasakan kehadiran Allah (bd. Matius 5:8). Bagi Yesus, orang dewasa harus mendisiplin anggota tubuhnya -- tangan, kaki, mata -- agar tidak membawa keburukan bagi orang lain terutama "menyesatkan" anak-anak di bawah asuhan mereka (Matius 18:8-10). Sebab dia sendiri melarang murid-murid mengabaikan atau meremehkan anak-anak kecil (Matius 19:13-15). Tidak jarang pula Yesus menyatakan bahwa Dia tetap mengasihi murid-murid-Nya sekalipun mereka kurang cepat menangkap ajaran Sang Guru (Yohanes 13,15).
Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus datang untuk menyatakan kebenaran Ilahi bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dia hadir ke dunia untuk membuat orang insyaf akan dosa dan kejahatannya lalu berbalik kepada Sang Kebenaran yang memerdekakan yaitu Yesus Kristus (Yohanes 16:6-8,Yohanes 16:11-13). Roh Kudus juga datang membuat orang memiliki hikmat hidup dan kekuatan batiniah agar dapat hidup sesuai kehendak Allah. (Efesus 1:16,17; Efesus 3:16-18). Roh Kudus pun datang ke dalam hidup dan persekutuan orang-orang percaya guna memberikan kekuatan di dalam mengatasi kelemahan (Roma 8:2-6) serta buah kehidupan (Galatia 5:22-23)
Dalam Kisah Para Rasul tampak sekali bagaimana sikap dan tindakan Roh Kudus dalam menegakkan disiplin. Ingatlah kasus Ananias dan Safira karena ingin "mencari nama dan muka" lalu berdusta kepada rasul Petrus (Kisah 5). Ingat pula kasus Simon tukang sihir di Samaria yang ingin terkenal lalu hendak membeli kuasa Roh Kudus dengan uang (Kisah 8). Roh Kudus tidak menginginkan sikap pura-pura terjadi dalam kehidupan anak-anak Tuhan.
Surat Paulus kepada jemaat di Korintus cukup
banyak menyinggung masalah disiplin hidup, agar mereka tertib dalam kehidupan bersama, kehidupan persekutuan, kehidupan memelihara tubuh dan sejenisnya. Dia mengajak jemaat untuk terus sadar bahwa Roh Kudus mendiami mereka sehingga mereka menghindarkan diri dari segala godaan mencemarkan diri (1 Korintus 3:16; 1 Korintus 6:19-20). Mereka harus menertibkan cara berpikir mereka sendiri agar tetap memelihara suara hati yang jernih di dalam mengambil keputusan dalam hidup kebersamaan dengan orang lain (1 Korintus 8:1-3). Mereka harus mengendalikan diri dalam ibadah agar tidak menonjolkan diri, mencari kemuliaan diri sendiri sehingga firman Allah tidak diberitakan sebagai mana mestinya (1 Korintus 12-14). Dari keterangan tersebut kita dapat mengetahui bahwa Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus selalu menegakkan kedisiplinan kepada umatnya, agar umatnya memiliki sikap dan pemahaman yang benar di dalam hidupnya sebagai anak-anak Allah serta taat kepada Tuhan Allah. Selanjutnya, kolom Tips Mengajar edisi ini akan mengulas mengenai tugas guru dan orangtua dalam mendisiplin anak dan bagaimana cara mereka mendisiplin anak-anak.



Kamis, 04 November 2010

Elita Purnami Ningsih-H11110255

Hobby saya Main Blog,Email dan Facebook

Membuat Blog di Blogspot

Syarat membuat blog!!!
Dalam membuat blog anda harus memastikan bahwa anda telah memiliki E-mail dari Gmail.
Kenapa Harus Gmail???
Karena Google merupakan salah satu penyedia blog gratis ang sangat mudah dalam menggunakan . sehingga sangat mudah dalam menggunaka bagi para pemula.

cara nenbuat blog di blogspot......
Melalui blogspotatau blogger kita dapat membuat sebuah situs.
   kita dapat memulai membuat blog dengan membuka situs http://www.blogspot.com .
  1. Setelah anda membuka situs tersebut anda alihkan pandangananda ke kanan atas . ubah bahasa penggunaane bahasa yang anda inginka agar memudahka anda dalam membuat.
  2. klik tombol bertuliskan buat blog
  3. kemudian isikan biodata yang disuruhkan
  4. kemudian lanjutkan ke halaman berikutnya 
  5. setelah itu lakuka konfirmasi dengan memasukkan no. hp sesuai dengan petunjuk
  6. maka anda akan mendapatkan kode aktifasi yang akan dikirimkan ke hp anda 
  7. isilah nama blog serta alamat blog yang anda inginkan, dalam membuat alamat blog harus serius karena itu permanen dan tidak dapat diganti lagi. kecuali nanti ganti dengan costum domain klik anak panah lanjutkan
  8. silahkan pilih template yang anda sukai.(kemudian klik  lanjutkan)
  9. akan ada tulisan blog anda sudah jadi. silahkan mulai blog anda dengan klik mulai blogging