Pages

Kamis, 02 Desember 2010

Menanti Tarif Super Murah Melalui Interkoneksi Berbasis IP Tag : Menanti, Tarif, Super, Murah, Melalui, Interkoneksi, Berbasis, Ip


BERITA - internet-web.infogue.com - Per April lalu, pemerintah telah memberlakukan implementasi perhitungan biaya interkoneksi yang baru. Dari perhitungan menggunakan data tahun 2005, biaya interkoneksi menjadi lebih murah, terutama untuk layanan telepon bergerak dan layanan pesan singkat (SMS).

Meski sudah turun, nampaknya itu belum seberapa. Diprediksi, saat jaringan akan berbasis protokol internet (IP), tarif interkoneksi yang berdampak pada tarif pungut ke masyarakat, akan jauh lebih terjangkau dan murah lagi. Mengapa?

Seperti diketahui, saat ini ada dua teknologi utama yang begitu menentukan di era masyarakat informasi, yaitu sistem bergerak tanpa kabel (wireless cellular system) dan internet. Dengan melihat kebutuhan akan layanan-layanan baru, peningkatan bandwidth, serta kebutuhan konektivitas di mana-mana, yang secara terus-menerus meningkat, hal itu mendorong kebutuhan sistem telekomunikasi bergerak masa depan (next generation mobile system) yang akan berbasis pada IP.

Peran penting dari IP pada sistem next generation mobile adalah sistem akan efisien dan biaya yang efektif overlay network untuk menjalankan aplikasi dan layanan saat ini dan ke depan. IP diasumsikan sebagai perekat untuk menyediakan konektivitas global, mobilitas di jaringan dan platform umum untuk pemberian layanan melalui beragam jaringan akses yang berbeda.

Tercatat ada sejumlah faktor pendorong dan dampak dari pengimplementasian jaringan berbasis IP. Yaitu, pertama, penghematan biaya untuk investasi dan operasional. Hal itu terjadi karena operator jaringan hanya butuh memiliki dan me-manage satu jaringan. Kedua, kecenderungan bahwa jaringan backbone masa depan, untuk voice dan data, akan berbasis IP. Dengan jaringan berbasis IP, maka hal itu memungkinkan penggunaan jaringan yang efisien dan perpindahan yang halus antarjaringan.

Ketiga, IP multimedia dapat mendukung teknologi akses yang berbeda-beda dan terjadinya konvergensi telepon tetap (fixed) dan telepon bergerak (mobile). Keempat, peningkatan kapasitas yang dapat dilakukan secara cepat dan murah. Dan kelima, layanan yang kian beragam karena voice/multimedia dapat terintegrasikan dengan layanan lain.

Sementara itu, infrastruktur IP dapat dikarakteristikan melalui tiga cara pandang, yaitu, aspek transport dimana semua trafik akan dikirimkan melalui IP, kemudian aspek layanan (service) dimana jaringan IP akan menyediakan platform layanan yang memungkinkan makin mudah dan cepatnya pembuatan dan penyediaan layanan. Multimedia melalui IP akan didukung dengan protokol SIP, dan aspek terminal dimana terminal akan berbasis IP, dengan kemampuan SIP/VoIP.

Masalah Interkoneksi

Untuk mengimplementasikan perubahan yang dimaksud, karakteristik-karakteristik tersebut perlu diperhatikan untuk melihat perubahan arsitektur jaringan dan pengimplementasian jaringan berbasis IP. Dan salah satu isu itu adalah interkoneksi. Interkoneksi - keterhubungan antarjaringan telekomunikasi secara fisik dan logika dari penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda - mempunyai peran strategis dalam kompetisi di industri telekomunikasi. Satu kalimat yang bisa dijadikan pegangan betapa pentingnya interkoneksi adalah: tak ada kompetisi tanpa interkoneksi.

Di Indonesia, UU No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi pada Pasal 25 menegaskan bahwa setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi berhak mendapatkan interkoneksi dari penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya. Selain hak, setiap penyelenggara telekomunikasi juga berkewajiban menyediakan interkoneksi apabila diminta oleh penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya, sehingga hubungan komunikasi antaroperator dapat terjadi.

Dalam perjalanannya, persoalan interkoneksi begitu sering menghadapi kendala. Persoalan yang banyak mengemuka adalah masalah kepastian serta transparansi penyediaan dan pelayanan interkoneksi antarpenyelenggara telekomunikasi. Untuk itulah kemudian dikeluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 8/2006 tentang Interkoneksi.

Beberapa pokok pikiran Permen No.8/2006 dinya interkoneksi harus menjunjung prinsip-prinsip seperti transparansi, nondiskriminasi dan penyediaan interkoneksi dari yang berbasis pendapatan ke interkoneksi berbasis biaya yang dihitung berdasar elemen jaringan yang digunakan.

Perubahan jaringan masa depan menuntut adanya model interkoneksi baru. Jaringan dan trafik berbasis IP dipastikan berpengaruh terhadap pengaturan interkoneksi. Regulasi harus memberikan jaminan terhadap perlakukan non-diskriminatif. Sedangkan pendefinisian parameter interkoneksi dalam lingkungan multi-service, any-to-any, bukan sekadar jaringan ke jaringan lagi.

Soal kapan interkoneksi berbasis IP akan diterapkan, dalam Peta Jalan (Road Map) Konvergensi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, direncakan pada 2011 interkoneksi yang tadinya berdasar waktu dan jaringan dengan metode berbasis biaya akan berubah ke basis IP.

Apakah nantinya perhitungan biaya akan tetap menggunakan cost based, atau kembali ke revenue sharing atau konsep lainnya, masih perlu dipelajari secara seksama. Namun, kecenderungan dibanyak negara adalah bill and keep, semacam prinsip sender keep all untuk interkoneksi SMS. Hanya saja, sistem ini banyak dikembangkan untuk industri telekomunikasi dengan trafik yang seimbang. Sementara di sini, terjadi time gap dan subscriber gap operator incumbent dan new entrant.

Apa itu web 2.0

Web 2.0 adalah sebuah kata kunci, dalam dirinya sendiri ia tidak memiliki makna khusus. Banyak orang menganggap Web 2.0 menjadi gaya desain, yang lain menganggapnya sebagai penggunaan AJAX. Beberapa orang percaya web 2.0 berarti situs komunitas seperti Myspace, Facebook dan yang baru dibuka virb.

Sebenarnya itu konversi dari patah web statis ke jaringan interkoneksi cairan dikendalikan dan dikontribusikan oleh pengguna.

Website seperti Digg.com adalah contoh yang baik ini, semua konten disampaikan oleh pengguna dan masing-masing item link ke situs eksternal. Pengguna suara pada apa yang mereka sukai dan apa yang mereka lakukan tidak, menciptakan dalam pengembangan organik konten.

The 'Web 2.0 gaya' hanya merupakan evolusi dari gaya terakhir, lebih banyak dari elemen desain mengandalkan kode daripada gambar. Usability mengambil tempat permen mata dan sementara tata letak berat grafis dapat terlihat mengesankan, juga bisa loading lambat, sulit untuk dinavigasi dan memberikan pengalaman pengguna yang tidak menyenangkan.

Pengembangan AJAX (Asynchronous JavaScript dan XML) Bukan alasan kami memiliki 'Web 2.0' tetapi dapat memainkan peranan penting di dalamnya. Kemampuan untuk memuat dan menyampaikan data antara server dan klien tanpa halaman menyegarkan berguna dalam banyak hal, tidak sedikit pengalaman pengguna.

Namun itu sering disalahpahami dan digunakan sebagai kata kunci untuk merangsang pelanggan. Ini tidak biasa bagi klien untuk meminta 'Sebuah situs web 2.0, dengan AJAX dan CSS / XHTML!! " tanpa mengetahui apa yang mereka minta.

Singkatnya, Web 2.0 berarti tidak ada pada itu sendiri, itu istilah untuk menggambarkan kumpulan elemen. Jangan takut untuk menggunakan istilah tersebut, hanya akan menyadari apa yang benar-benar berarti.